Lemahnya teori Sudra mengenai Sejarah Masuknya Hindu Budha ke Indonesia

2 years ago
41

1. Teori Brahmana.
Teori Brahmana merupakan teori pertama masuknya pengaruh Hindu Budha di Indonesia, dikemukakan oleh seorang bernama Jacob Cornelis Van Liur. menerangkan bahwa pengaruh Hindu Budha di Indonesia dibawa oleh kaum brahmana maupun kalangan pemuka agama yang berasal dari India. Teori ini berlandaskan pada prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha yang ada di Indonesia pada masa lalu.

Mayoritas dari prasasti yang ada di Indonesia tersebut memakai huruf pallawa, dan juga bahasa sansekerta. Di negara India huruf-huruf dan bahasa tersebut tidak dikuasai oleh sembarang orang, atau hanya pada kaum brahmana saja yang memahaminya.

Teori Brahmana diperkuat dengan adanya sebuah kebiasaan agama Hindu yang berupa menempatkan brahmana sebagai satu-satunya otoritas di dalam ajaran agama Hindu. Maka hanya golongan brahmana saja yang mengetahui ajaran agama Hindu secara utuh dan juga benar. Hingga akhirnya konsekuensi hanya kaum inilah yang berhak untuk menyebarkan ajaran agama hindu.

Berdasarkan kerangka teori tersebut, kaum brahmana diundang ke Nusantara oleh setiap kepala daerah guna menyebarkan ajaran dan keluhuran nilai kepada masyarakat di Indonesia yang masih mempunyai kepercayaan asli yakni dinamisme dan animisme.
2. Teori Ksatria.
Teori ini dikemukakan oleh seorang bernama J L Moens dan C C berg Mookerji yang menyebutkan bahwasannya kaum bangsawan atau disebut juga ksatria dari India tersebut membawa masuk pengaruh ajaran agama Hindu Budha di Indonesia.

Sejarah penyebaran ajaran agama Hindu dan Budha di Nusantara ini tak dapat lepas dari sebuah sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. pada awal abad ke 2 masehi, kerajaan di India mengalami sebuah kejadian berupa keruntuhan yang diakibatkan oleh adanya perebutan kekuasaan.

Penguasa dari kaum ksatria di kerajaan yang kalah pada peperangan saat itu dianggap telah melarikan diri ke negara Indonesia, kemudian membentuk koloni atau kerajaan baru bercorak agama Hindu Budha.

Indonesia dijadikan sebagai pilihan, sebab mengikuti jalur perdagangan antara Indonesia dan India pada kala itu. Di dalam perkembangannya, mereka menyebarkan ajaran agama dan kebudayaan kepada masyarakat lokal di Indonesia.

3. Teori Waisya.
Teori waisya dikemukakan oleh seorang bernama NJ Krom, yang menerangkan bahwa masuknya pengaruh Hindu dan Budha di wilayah Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang merupakan golongan pedagang atau berkasta waisya. Para pedagang adalah kelompok masyarakat yang berasal dari India, dan cukup banyak berkomunikasi dengan masyarakat pribumi.

Berdasarkan kerangka teori waisya, para pedagang tersebut mengenalkan ajaran agama Hindu dan Budha beserta dengan nilai kebudayaan pada masyarakat lokal di Indonesia. Aktivitas itu dilakukan ketika sedang berlabuh di Nusantara untuk berdagang, lantaran ketika itu pelayaran sangat tergantung terhadap musim angin. pada beberapa waktu mereka menetap di wilayah Indonesia hingga angin laut yang akan membawanya kembali ke India.

4. Teori Sudra.
Teori yang ketiga ini bernama teori sudra, yang dikemukakan oleh seorang bernama Von Faber. Dirinya menerangkan bahwasanya ajaran agama dan juga kebudayaan Hindu dibawa oleh para kaum sudra atau dikenal dengan nama budak, yang datang ke wilayah Indonesia guna memperbaiki kehidupannya.

Golongan sudra menetap dan terjadi sebuah proses asimilasi serta akulturasi dengan penduduk sekitar. Seiring berjalannya waktu, masyarakat yang awalnya memeluk Dinamisme dan Animisme kemudian berganti memeluk agama Hindu maupun Budha.

5. Teori Arus Balik.
Teori arus balik merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh seorang bernama F D K Bosch. Pada teori ini dirinya menuturkan bahwasanya masuknya pengaruh Hindu dan Budha di wilayah Indonesia bisa terjadi karena adanya peran aktif dari masyarakat Indonesia. Perkenalan pengaruh Hindu dan Budha tersebut adalah salah satu inisiatif dari orang India maupun para pendeta. penyebarannya dari orang-orang Indonesia yang diutus oleh para raja di wilayah Indonesia guna mempelajari kebudayaan serta ajaran agama India di negara asalnya sendiri.

Seusai utusan itu memahami kebudayaan dan juga ajaran agama, maka mereka akan kembali ke wilayah Indonesia dan menyampaikan kepada para raja-raja. Setelah itu, para raja meminta utusan tersebut untuk melakukan penyebaran dan pengajaran pengetahuan kepada penduduk sekitar.

Loading comments...